Manusia sebagai sentra Kerusakan Alam



0 komentar
     Tingginya nilai/penghargaan manusia terhadap keanekaragaman hayati tak ayal akan cenderung mendorong peningkatan ekploitasi dan penguasaannya oleh individu, kelompok masyarakat bahkan Negara ataupun kelompok Negara. Pada gilirannya nanti hal ini akan menimbulkan ketegangan-ketegangan antar pengguna serta menimbulkan ancaman bagi eksistensi keanekargaman hayati tersebut. Jika dalam pengelolaannya tidak didasari etika yang baik. Ancaman terbesar adalah terjadinnya degradasi keanekaragaman hayati menuju kepunahan. Para ahli khawatir bahwa dunia kita berada di tengah-tengah kepunahan massalnya yang keenam yang disebut " periode antropogenis" dengan penyebab utamanya adalah tindakan manusia.
    Pada akhir abad 20 pola produksi monokultur ternyata menjadi lebih populer disebagian besar kalangan masyarakat hingga muncullah renolusi hijau, yang diantaranya ditandai dengan dicanangkannya program ekstensifikasi dan intensifikasi dengan masukan eksternal yang besar, baik berupa mekanisasi pertanian, bibit, pupuk, dan obat-obatan untuk pemberantasan hama, penyakit dan gulma.
    Perubahan gaya hidup menusia menuju modern yang cenderung mengacu kehidupan barat mempunyai andil besar bagi kemerosotan kekayaan hayati. Ada kecenderungan generasi muda untuk meninggalkan gaya hidup, adat-istiadat, tradisi dan budaya para leluhurnya yang akarab lingkungan dan berbeda di satu tempat dengan tempat lainnya sehingga mengurangi keragaman kebutuhan terhadap produk-produk lokal. Sebagai contoh, telah terjadinya perubahan budaya makan, dari penggunaan sumber pangan lokal menjadi sumber pangan yang harus dibeli bahkan diproduksi oleh industri serta melalui proses impor.

Sumber: Prof.Dr.Sugiyarto, M.Si

0 komentar:

Posting Komentar

newer post older post